Minggu, 12 Januari 2020
Materi IPS Kelas 8 Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Interaksi Antarruang
Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Interaksi
Antarruang_ Konversi merupakan perubahan satuan menjadi satuan yang lain, atau
merubah satu fungsi menjadi fungsi yang lain. Konversi lahan adalah merubah
fungsi lahan menjadi fungsi yang lain. Misalnya lahan yang semula digunakan
sebagai areal persawahan dirubah menjadi areal perumahan, areal perhutanan
dirubah menjadi areal pertanian, areal pertanian menjadi areal industry, dan
lain-lain adalah contoh konversi lahan yang terjadi di darat. Selain konversi
lahan darat, konversi juga bisa terjadi di wilayah perairan atau laut, konversi
yang terjadi di laut biasanya merubah fungsi laut menjadi daratan.
Pernahkah kita mendengar reklamasi
yang terjadi di laut utara Jakarta, atau reklamasi yang terjadi di daerah
seperti lamongan, dan reklamasi di daerah-daerah lain di indonesia. Di lamongan
misalnya, reklamasi dilakukan untuk kebutuhan pelabuhan, tempat
tinggal, dan tempat wisata, dan tempat ekonomi lainnya. Fenomena konversi lahan
bukanlah fenomena yang terjadi di kawasan perairan Indonesia saja, di dunia
reklamasi juga banyak terjadi, termasuk juga di kawasan ASEAN.
Kasus konversi lahan perairan, atau reklamasi menuai pro kontran. Biasanya
pihak yang mendapat keuntungan dari dilaksanakannya proyek reklamasi akan
mendukung, sementara di lain pihak adalah masyarakat yang masyoritas adalah
mereka yang sadar akan ekosistem lingkungan, baik lingkungan biologis, maupun
lingkungan budaya-sosial. Penolakan kasus reklamasi terjadi di banyak wilayah
di Indonesia, diantaranya adalah di Jakarta,[1] Bali,[2] dan sebagian juga terjadi di Lamongan[3].
|
Lahan Pertanian Semakin
Tergerus
Bangunan
Bangunan
Di
darat konversi lahan biasanya terjadi di wilayah pinggiran yang dekat dengan
fasilitas umum, jalan besar, pasar, atau pusat ekonomi lainnya. konversi lahan
biasanya terjadi di wilayah persawahan, sawah dirubah menjadi areal industry,
atau perumahan. Alih lahan pertanian biasanya bersifat menular, jika salah satu
petak di konversi menjadi lahan perumahan misalnya, petak berikutnya akan
menyusul. Alih fungsi lahan pertanian tersebut dapat berpengaruh pada ekosistem
dan kelangsungan hidup masyarakat di daerah tersebut.
Factor-Faktor
Yang Menyebabkan Alih Fungsi Lahan Pertanian
Seiring
dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks, dan pertumbuhan ekonomi yang
baik membuat manusia membutuhkan lahan lebih luas, sementara lahan perkotaan
harganya mahal jika dibandingkan dengan lahan pertanian, oleh sebab itu lahan
pertanian menjadi semakin tergerus. Selain hal-hal tersebut, perubahan lahan
juga disebabkan oleh beberapa hal, diataranya adalah sebagai berikut;
Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk yang semakin besar mendorong pemenuhan akan kebutuhan tempat
tinggal (pemukiman), mentara tanah yang lebih murah berada di areal pertanian,
oleh sebab itu para developer perumahan lebih memlih areal pertanian sebagai
tempat yang strategis.
Tidak Seimbangnya
Biaya Produksi Pertanian Dan Harga Jual Produk
Proses
pertanian terbilang harus menggunakan biaya yang mahal, mulai dari biaya pupuk
yang mahal, biaya mengolah tanah, biaya tanam, biaya perawatan, dan biaya
panen. Sementara itu pada saat usai panen ternyata harga produk pertanian
anjlok, hal ini mengakibatkan meruginya para petani. Belum lagi jika terkena
hama, gulma dan kekeringan, jika hal itu terjadi hasil pertanian tidak bisa
maksimal.
Menurunya Minat
Generasi Muda Untuk Bertani
Menurunnya
minat generasi muda pada sector pertanian diakibatkan oleh tidak menariknya
dunia pertanian, pertanian tidak lagi dianggap sector yang seksi yang dapat
menghasilkan pundi-pundi rupiah. Oleh sebab itu, generasi muda lebih memilih
sector lain yang lebih menjanjikan disbanding harus menjadi seorang petani.
Jika
kita perhatikan lagi saat anak ditanya seputar cita-cita kelak saat dewasa,
sedikit sekali, atau bahkan tidak ada anak yang bercita-cita menjadi seorang
petani, bahkan anak petanipun tidak ada yang bercita-cita menjadi petani. Hal
ini membuat petani kekurangan petani muda.
Selain itu, rata-rata luas areal garapan
petani yang tidak cukup luas membuat keluarga petani sulit untuk menjadi
keluarga sejahtera, dan selanjutnya membuat anak-anak mereka tidak tertarik
lagi pada sector pertanian.
Lemahnya Regulasi
Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Lemahnya
regulasi dan penegakan hokum yang mengatur alih fungi lahan membuat para
developer semakin mudah untuk membangun ruko-ruko, perumahan dan pusat ekonomi
lainnya di wilayah pertanian. wilayah yang seharusnya menjadi sawah karena
system pengairannya yang sangat mudah, dengan tanah yang subur justru ditanami
paku bumi, dan beton-beton lainnya.
Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri
Perusahaan-perusahan
baru lebih banyak didirikan dikawasan pinggiran, karena dikawasan itu biasanya
masih tersedia lahan untuk mereka gunakan. Banyak alasan mengapa para pengusaha
memilih mendirikan perusahaannya dikawasan pinggiran selain ketersediaan lahan
antara lain adalah harga lahan yang relative lebih murah jika disbanding lahan
di perkotaan, industry dibangun lebih dekat dengan sumber bahan baku agar
akomodasi produksi lebih murah, dan upah buruh yang lebih murah.
Penggunaan
lahan pertanian sebagai lahan industry berakibat pada pertama, berkurangnya lahan pertanian yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap produksi bahan pangan. Kedua, konversi lahan biasanya
akan diikuti dengan konversi lahan pertanian yang lain di sekitarnya, hal ini
berpotensi untuk mengancam ketersediaan pangan. Ketiga, potensi
pencemaran lingkungan akan terjadi seperti limba maupun polusi baik udara, air
maupun tanah. Keempat, konversi
lahan pertanian berakibat pada terusirnya para petani dari lahan pekerjaannya, dan lain-lain
Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman
Sama
halnya denga alih lahan pertanian menjadi industry, konversi lahan pertanian
menjadi areal permukiman juga berpengaruh pada berbagai hal seperti
berkurangnya lahan pertanian yang dapat berdampak besar seperti bertambahnya
pengangguran desa, berkurangnya lahan resapan air, berkurangnya lahan terbuka
hijau, yang dapat berdampak pada kualitas udara.
Walaupun
boleh dibilang alih fungsi lahan pertanian menjadi industry, dan permukiman
dapat meningkatkan lapangan kerja diwilayah tersebut, dan mendorong kemajuan
diberbagai sector, namun kita juga harus mewaspadai dampak-dampak yang
diakibatkan oleh perubahan lahan pertanian tersebut, seperti persoalan
ekosistem dan kelangsungan hidup warga sekitar, dan warga negara pada umumnya.Oleh sebab itu, perubahan lahan pertanian menjadi lahan industry dan pemukiman harus disertai dengan berbagai analisis lingkungan, social dan budaya, agar meminimalisir kerusakan yang akan ditimbulkan.
Alternatif lain...
A. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian
Menjadi Lahan Industri
Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman Terhadap Perubahan Ruang
dan Interaksi Antarruang
|
Konversi lahan pertanian menjadi lahan
industri banyak terjadi di Negara-negara yang sedang dalam proses berkembang,
seperti Negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri
banyak terjadi di pinggiran kota. Biasanya, pemilik perusahaan ini berpengaruh
terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
1. Pembangunan industri lebih memilih
lahan yang strategis. sebagian lahan strategis tersebut merupakan lahan
pertanian.
2. Harga lahan pertanian relatif lebih
murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
3. Pembangunan industri memilih akses
yang lebih mudah
4. Industri dibangun dekat dengan
bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik.
5. Faktor sosial dan budaya hukum waris.
Kenversi lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan pertanian "
Terusir " dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya, petani di
pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem dan tak
betahan. kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi
pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi
diganti dengan pembagian uang hasil penjualan lahan petanian.
Penggunaan lahan dalam pembangunan
industri memerlukan perhatian beberapa negara Industri. Pasalnya, tidak semua
industri yang akan atau sudah di bangun berada di lahan yang tepat dan tidak
menempati lahan produktif seperti lahan pertanian. Berbagai masalah timbul
akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri antara lain :
1. Lahan pertanian berkurang, yang
membuat produksi pangan dan pertanian menurun.
2. Lahan pertanian sekitar industri
berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah tau polusi dari industri baik
tanah, air, maupun udara.
3. Konversi lahan itu menular, yagn
mengancam ketersediaan lahan petanian.
B. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian
Menjadi Lahan Pemukiman
Pemukiman menjadi kebutuhan pokok
manusia. Semakin banyak jumlah manusia, area pemukiman yang dibutuhkan juga
akan semakin luas. kondisi ini juga terjadi Negara-negara anggota ASEAN.
Konversi lahan pertanian menjadi pemukiman marak dilakukan di Negara-Negara
ASEAN.
Konversi lahan petanian menjadi lahan
pemukiman juga pasti akan menimbulkan dampak , sama seperti konvesi lahan
pertanian menjadi lahan industri. Biasanya, selalu berdampak negatif apabila
dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Adapun dampaknya adalah
sebagai berikut :
1. Luas lahan petanian semakin berkurang
sehingga produksitivitas pangan semakin berkurang atau semakin kecil.
2. Petani dan buruh tani kehilangan mata
pencahariannya\
3. Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (
RTH )
4. Berkurangnya lahan resapan air.
Konversi lahan identik dengan
perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak dapat dicegah karena
kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari. Mencegah konversi lahan
bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh karena itu, konversi
lahan pertanian harus tetap terjadi. Meskipun demikian, kita haru
smengawasi konversi lahan yang terjadi, jangan sampai mengganggu
keseimbangan alam, ekosistem, dan kelangsungan hidup sebagai warga negara.
Sabtu, 11 Januari 2020
Perdagangan Internasional (IPS Kelas 9)
Pengertian Perdagangan Internasional
Secara umum, perdagangan internasional diartikan sebagai hubungan tukar-menukar barang atau jasa yang saling menguntungkan antara suatu negara dengan negara lainnya. Perdagangan internasional lebih kompleks daripada perdagangan dalam negeri, karena perdagangan internasional melewati batas wilayah pabeandan wilayah negara. Sementara itu, setiap negara memiliki mata uang sendiri, sistem ekonomi sendiri,
aturan bea cukai sendiri, sistem tata niaga, sistem ukuran atau timbangan, dan standar kualitas yang berbeda.
Faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan antarnegara, yaitu:- Perbedaan sumber daya yang dimiliki. Perbedaan yang dimiliki oleh tiap-tiap negara seperti perbedaaan letak geografis, keadaan geologis, topografis, iklim pada negara-negara di dunia, kekayaan alam yang dimiliki, dan produksi mendorong masyarakat tiap-tiap negara untuk dapat saling memenuhi kebutuhan dan saling mengisi kekurangan yang dimiliki masingmasing negara tersebut agar tercapai kemakmuran.
- Perbedaan kualitas penduduk ditinjau dari segi pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
- Berkembangnya sistem komunikasi dan sarana transportasi.
- Adanya spesialisasi produksi. Setiap negara berusaha untuk memproduksi barang yang sesuai dengan tingkat keistimewaan yang dimiliki masing-masing baik secara alamiah atau teknologi sehingga menghasilkan keuntungan mutlak atau keuntungan komparatif.
Manfaat perdagangan internasional
Ada banyak manfaat yang didapat dari perdagangan internasional. Manfaat perdagangan internasionalantara lain sebagai berikut.
- Untuk memenuhi kebutuhan akan barang/jasa. Barang/jasa yang tidak dapat dihasilkan dalam suatu negara dapat diperoleh dengan mengadakan perdagangan dengan negara penghasil barang/ jasa tersebut.
- Dapat memperoleh barang/jasa dengan harga yang lebih murah. Biaya untuk menghasilkan suatu jenis barang/ jasa tidak sama pada setiap negara. Ada jenis barang yang dapat dihasilkan suatu negara dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan biaya yang dikeluarkan di negara lain.
- Mendorong kegiatan ekonomi dalam negeri. Terbukanya perdagangan antarnegara akan medorong setiap negara meningkatkan produksi atau memperluas usahanya. Di samping itu, akan muncul usaha-usaha lain yang berkaitan dengan perdagangan antarnegara. Misalnya, pengangkutan, penyimpanan, periklanan, pengepakan, dan lain-lain.
- Memperluas lapangan kerja Dengan bertambahnya kegiatan-kegiatan ekonomis di dalam negeri, lapangan kerja semakin luas, dan beraneka ragam.
- Merupakan sumber pendapatan bagi negara. Melalui kegiatan ekspor impor, pendapatan pemerintah akan meningkat melalui pajak ekspor maupun biaya impor yang dikenakan pada barang yang diperjualbelikan.
- Menambah jumlah barang dan kualitas barang.
- Memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi dalam bentuk keunggulan komparatif dan peningkatan kemakmuran.
- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang pada dasarnya bersumber pada skala ekonomis dalam proses produksi, teknologi baru, dan rangsangan bersaing.
- Meningkatkan proses tukar-menukar antarnegara.
- Meningkatkan devisa negara.
- Mendorong terjadinya persaingan sehat yang pada gilirannya menimbulkan perkembangan teknologi.
- Meningkatkan perluasan pasar (produksi-konsumsi).
Hambatan perdagangan antarnegara
Banyak hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam perdagangan luar negeri. Dari berbagai masalah yang ada di bawah ini disebutkan beberapa masalah yang pokok, antara lain sebagai berikut.
- Ancaman perang. Ancaman ini merupakan paling serius bagi perdagangan luar negeri. Itulah sebabnya, setiap negara berusaha untuk tidak bergantung pada perdagangan dengan negara lain. Sebab bila terjadi perang maka perekonomian negaranegara yang terlibat perang akan mengalami akibat yang buruk.
- Perbedaan tingkat upah. Negara yang memiliki biaya tenaga kerja yang relatif murah dengan sendirinya akan mampu menjual barangnya di pasar internasional dengan harga yang relatif murah pula. Hal ini akan mematikan negara yang harga tenaga kerjanya mahal.
- Peraturan/kebijakan negara lain. Setiap negara berusaha untuk melindungi perekonomian di dalam negerinya dari pengaruh perdagangan internasional. Untuk melindungi perekonomian suatu negara, pemerintah dapat mengeluarkan berbagai macam peraturan/kebijakan. Tindakan yang selama ini banyak dilakukan adalah berupa proteksi, yaitu usaha melindungi industri-industri di dalam negeri.
Bentuk proteksi itu ada berbagai macam, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Tarif dan bea masuk : Dikenakannya tarif/bea masuk yang tinggi bagi barang luar negeri, akan mengakibatkan harga barang tersebut kalah bersaing dengan barang dalam negeri.
- Pelarangan impor : Produksi dari luar negeri sama sekali tidak boleh masuk ke pasaran dalam negeri. Misalnya, harga sepatu buatan Indonesia jauh lebih murah dibandingkan harga sepatu buatan Malaysia. Akan tetapi, karena pemerintah Malaysia melarang impor, maka sepatu Indonesia tidak boleh masuk ke pasar Malaysia.
- Pelarangan ekspor : Produksi dari dalam negeri sama sekali tidak boleh dijual ke pasaran luar negeri. Misalnya, pemerintah Indonesia pernah melarang ekspor rotan mentah ke luar negeri karena mebel rotan buatan Indonesia kalah bersaing dengan mebel rotan buatan luar negeri. Padahal rotannya berasal dari Indonesia.
- Kuota : Kuota ialah pembatasan jumlah barang impor yang boleh masuk ke dalam negeri.
- Subsidi : Subsidi atau bantuan pemerintah dimaksudkan agar produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah, sehingga mampu bersaing dengan barang impor.
- Dumping : Kebijakan ini merupakan salah satu bentuk pembedaan harga antara yang berlaku di dalam negeri dan di luar negeri. Negara yang mengekspor barangnya ke pasar negara lain memberlakukan harga yang lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)